Jakarta, satucita.com – Meskipun menjadi mahasiswa kedokteran gigi, Arief sudah menunjukkan minatnya di bidang manajemen organisasi dan aktivisme. Di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (FKG Unhas), Arief aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia juga mengenal dan jatuh cinta dengan organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI kemudian menjadi bagian penting dalam hidupnya dan membantunya meraih satu per satu mimpinya.
Pemilihan Ketua Umum PB HMI tahun 2013 berlangsung sangat ketat dan memakan waktu satu bulan. Arief, yang merupakan kader dari Cabang Makassar Timur, akhirnya terpilih pada 15 April 2013.
Sebagai Ketua Umum PB HMI, Arief memanfaatkan posisinya untuk melakukan lobi dan tindakan konkret demi memastikan pemuda mendapatkan perhatian. Ia sangat menyadari bahwa pemuda Indonesia akan menghadapi momen penting yang disebut bonus demografi.
Topik bonus demografi ini sering diulang-ulang oleh Arief dalam berbagai diskusi, pertemuan dengan senior HMI yang telah menjadi tokoh nasional, sambutan di acara HMI, tulisan di media massa, bahkan dalam beberapa buku yang diterbitkannya.
Sejak tahun 2014, Arief menjadi inisiator berbagai diskusi kelompok terarah (FGD) tentang bonus demografi. Ia mempresentasikan tantangan dan solusi bagi pemuda dalam menghadapi bonus demografi kepada Bappenas, LIPI, Kemenkeu, dan Kemenpora.
Pada Mei 2015, Arief menyerahkan dokumen singkat ber-kop PB HMI kepada Presiden Joko Widodo, yang berisi tuntutan untuk menghadirkan kebijakan pengarusutamaan pemuda.
Selama menjabat di PB HMI, Arief rajin berdialog dengan pemuda di akar rumput dan terus belajar dari tokoh-tokoh pemuda yang kini menjadi tokoh nasional. Beberapa tokoh nasional yang menjadi mentor Arief antara lain, M. Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Mahfud MD, dan Harry Azhar Azis.
Kemampuan berkomunikasi yang unggul dan kepemimpinan yang mumpuni membuat Arief masuk dalam daftar “70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015” versi majalah Men’s Obsession.