Press ESC to close

Satu CitaSatu Cita

Mengenal Lebih Dekat Muh. Arief Rosyid dari Dokter – Aktivis

Jakarta, satucita.com – Meskipun menjadi mahasiswa kedokteran gigi, Arief sudah menunjukkan minatnya di bidang manajemen organisasi dan aktivisme. Di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin (FKG Unhas), Arief aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Ia juga mengenal dan jatuh cinta dengan organisasi ekstra kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI kemudian menjadi bagian penting dalam hidupnya dan membantunya meraih satu per satu mimpinya.

Untuk melanjutkan pekerjaannya di BEM, Arief menunda wisuda sarjana kedokteran giginya selama sembilan bulan. Di tengah kesibukan kuliah, ia juga menyempatkan diri menjadi relawan sosial dan medis bersama HMI.

Pada tahun 2010, Arief merantau ke Jakarta. Hingga tahun 2012, ia sempat bekerja di klinik milik seniornya di Cempaka Putih, Jakarta. Tidak ingin hanya menjadi dokter praktik yang rutinitasnya monoton, Arief mengubah Klinik Cempaka Putih Pratama menjadi klinik percontohan BPJS.

Selama awal masa merantau di Jakarta, Arief hidup berpindah-pindah dari satu kos ke kos lain. Ia juga pernah tinggal di rumah seorang saudagar Bugis-Makassar bersama para perantau lainnya.

Terlibat dalam dunia klinis pada periode tersebut tidak menghentikannya dari diskusi dan kegiatan aktivis. Arief justru melangkah lebih jauh untuk menjadi pemimpin organisasi tertua dan terbesar di Indonesia, HMI.

Pengalaman Menjadi Ketua PB HMI

Pemilihan Ketua Umum PB HMI tahun 2013 berlangsung sangat ketat dan memakan waktu satu bulan. Arief, yang merupakan kader dari Cabang Makassar Timur, akhirnya terpilih pada 15 April 2013.

Sebagai Ketua Umum PB HMI, Arief memanfaatkan posisinya untuk melakukan lobi dan tindakan konkret demi memastikan pemuda mendapatkan perhatian. Ia sangat menyadari bahwa pemuda Indonesia akan menghadapi momen penting yang disebut bonus demografi.

Topik bonus demografi ini sering diulang-ulang oleh Arief dalam berbagai diskusi, pertemuan dengan senior HMI yang telah menjadi tokoh nasional, sambutan di acara HMI, tulisan di media massa, bahkan dalam beberapa buku yang diterbitkannya.

Sejak tahun 2014, Arief menjadi inisiator berbagai diskusi kelompok terarah (FGD) tentang bonus demografi. Ia mempresentasikan tantangan dan solusi bagi pemuda dalam menghadapi bonus demografi kepada Bappenas, LIPI, Kemenkeu, dan Kemenpora.

Pada Mei 2015, Arief menyerahkan dokumen singkat ber-kop PB HMI kepada Presiden Joko Widodo, yang berisi tuntutan untuk menghadirkan kebijakan pengarusutamaan pemuda.

Selama menjabat di PB HMI, Arief rajin berdialog dengan pemuda di akar rumput dan terus belajar dari tokoh-tokoh pemuda yang kini menjadi tokoh nasional. Beberapa tokoh nasional yang menjadi mentor Arief antara lain, M. Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Mahfud MD, dan Harry Azhar Azis.

Kemampuan berkomunikasi yang unggul dan kepemimpinan yang mumpuni membuat Arief masuk dalam daftar “70 Tokoh Berpengaruh di Indonesia 2015” versi majalah Men’s Obsession.