Jakarta,Satucita.com-Kehadiran kecerdasan buatan (AI), seperti ChatGPT, telah menjadi topik yang menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam beberapa tahun mendatang, AI diprediksi akan menggantikan jutaan pekerjaan, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi dan digitalisasi.
Menurut laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF), dalam lima tahun ke depan, sekitar seperempat dari seluruh pekerjaan global akan terpengaruh oleh AI. Laporan Future of Jobs Report (2023) WEF memprediksi bahwa sebanyak 83 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi, namun 69 juta pekerjaan baru akan tercipta. Meskipun terdapat surplus 14 juta pekerjaan pada tahun 2027, banyak pekerjaan tradisional, terutama di bidang administratif, pabrik, dan perdagangan, berada dalam risiko tinggi.
Beberapa sektor yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan pekerjaan adalah big data analytics, teknologi manajemen perubahan iklim, enkripsi, dan keamanan siber. Namun, pekerjaan yang terkait dengan AI dan teknologi digital lainnya akan menjadi dominan, dengan posisi seperti ahli AI, analis kecerdasan bisnis, dan analis keamanan informasi diprediksi mengalami lonjakan permintaan.
Di Indonesia, dampak AI pada tingkat pengangguran masih belum terlihat secara signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pengangguran terus menurun dari puncaknya pada awal pandemi Covid-19. Pada Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,32% atau sekitar 7,86 juta orang, turun dari 9,77 juta pada Agustus 2020.
Meskipun ada tren penurunan, tantangan yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi otomatisasi dan AI masih besar. Di tengah perkembangan ini, penting bagi pekerja untuk terus meningkatkan keterampilan mereka agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pasar kerja. Kebijakan yang tepat dari pemerintah dan perusahaan akan memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa AI digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pekerjaan manusia, bukan menggantikannya.
Dengan munculnya tantangan baru ini, debat Pilpres 2024 yang akan membahas isu kesejahteraan sosial, teknologi, dan ketenagakerjaan pada 4 Februari 2024 diharapkan dapat memberikan solusi bagi tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi era AI ini.